“Pendidikan bagi Masa Depan yang Berkelanjutan” 

Pusat Pendidikan lingkungan hidup bali

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali PPLH Bali adalah Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat. Merupakan pengembangan dari PPLH Seloliman yang berdiri sejak tahun 1990. PPLH Bali dirintis sejak tahun 1997 setelah PPLH Puntondo – Makassar. Pendiri PPLH adalah Bapak drh. Suryo W. Prawiroatmodjo dan Hans Ulrich Fuhrke. PPLH Bali berbadan hukum dalam bentuk Yayasan.

VISI Kami

“Terwujudnya masyarakat sejahtera dengan pengelolaan lingkungan yang arif dan berkelanjutan”. 

ARTIKEL 

 

Sampahku Cemari Lautku

 

 

 

Sampah Laut atau marine debris merupakan kondisi dimana tercemarnya lautan oleh sampah yang bersal baik dari daratan maupun dari laut. Mengutip dari Wikipedia.org sampah yang ada dilaut yang timbul baik disengaja maupun tidak sengaja. Dari beberapa penelitian menunjukkan sampah yang ada di Laut sangat berpengaruh pada kondisi perairan di laut dan juga  biota yang ada didalamnya. Hampir 97 % penduduk di Indonesia menghasilkan sampah, baik sampah organic atau anorganik dengan jumlah rata-rata per-tahunnya sebesar 9,5 juta ton/hari untuk sampah plastic (Istirakhatun dan Nugraha, 2019). Jika diestimasikan rata-rata manusia memproduksi sampah plastic kurang lebih 0,8 – 1 kg/hari untuk sampah plastic. Sehingga semakin banyak sampah yang dihasilkan dan secara tidak sengaja terbawa kesuatu perairan maka berdampak buruk bagi perairan atau lautan. Seperti hasil penelitian Putra dan Husrin (2017), kondisi perairan terdapat parameter fisika yaitu suhu dan kekeruhan dan parameter kimia DO (oksigen Terlarut), Salinitas dan pH ( Keasaman) . Apabila terjadi marine debris pada suatu perairan maka kedua parameter tersebut akan mengalami ketidakstabilan sehingga berakibat biota yang ada didalam perairan tersebut tercemar.

Adapun sampah-sampah yang sering mencemari laut berupa sampah cair dan padat , sampah cair sendiri berasal dari limbah pabrik pengolahan ikan ataupun sejenisnya dan juga tumpahan bahan bakar kapal yang disengaja maupun tidak. Sedangkan untuk sampah padat berupa plastic, logam ataupun benda padat lainnya yang bisa menimbulkan pencemaran di laut Beberapa sampah yang mengandung plastic akan terpecah menjadi sampah yang berukuran kecil atau biasa disebut mikroplastik. Sampah mikroplastik cenderung berada diperairan laut lepas karena terbawa oleh arus, angin dan gelombang (Purba et.all, 2019). Akibat dari sampah plastic yang berukuran mikro tersebut mengakibatkan ikan pemakan plankton sulit untuk membedakan antara mikroplastik dan plankton. Sedangkan ikan yang secara tidak sengaja makan sampah mikroplastik akan menumpuk didalam perutnya yang berbahaya bagi ikan tersebut dan juga bagi pemangsa diatasnya. 
 
 
Oleh: Muhamad Khoirul Anam

Partner

Subscribe email untuk mendapatkan informasi terbaru dari kami

 *