Press Release

 

PAMERAN KANTIN SEHAT

UNTUK GENERASI EMAS 2045

 

DENPASAR - PPLH Bali didukung oleh Rikolto Indonesia menggandeng Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar dan Provinsi Bali dan Sekaa Guru Peduli Lingkungan (SGPL) untuk mengadakan Pameran Kantin Sehat di Parkir Utara Lapangan Lumintang (29/5). 
 
Pameran tahun ini mengangkat tema “Merdeka Atas Pangan Sehat, Menyongsong Generasi Emas 2045”. Berangkat dari keprihatinan pola konsumsi anak-anak Indonesia khususnya di Bali yang jauh dari pangan beragam, bergizi,seimbang, dan aman (B2SA), maka perlu meningkatkan kepedulian keluarga dan sekolah. Harapannya, konsep pangan B2SA bisa dipahami dan diterapkan keseharian oleh keluarga dan kantin sekolah. Dengan asupan pangan yang sehat anak-anak pun bisa bertumbuh, dan berkembang menjadi generasi emas pada masa mendatang.

 

 

“Anak adalah aset keluarga dan bangsa, maka sejak dini harus diberikan jaminan kesehatan yang baik. Salah satunya dari pola makan. Kita adalah apa yang kita makan. Jika anak diberikan makanan yang sehat dan bergizi, pasti akan tumbuh sehat dan cerdas. Persoalan stunting bisa dihindari sejak dini oleh orang tua. Sedangkan pada proses pertumbuhan anak-anak yang sudah sekolah bergantung pada kantin sekolah. Untuk itu besar harapan sekolah sekolah di Bali memiliki kantin yang menjual pangan yang sehat, tidak banyak mengandung 5P (pemanis, perasa, pewarna, pengenyal, pengawet) sintetik berbahaya. Anak-anak juga bisa terhindar dari penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, obesitas dan lain sebagainya,” ujar Direktur PPLH Bali, Catur Yudha Hariani mempertegas alasan pameran kantin sehat hadir di tengah sambutannya.
 
Pameran tahun ini terasa berbeda karena peserta pameran adalah kantin-kantin dari sekolah yang ada di Kota Denpasar. Ada 6 sekolah dari SD 3 Peguyangan, SDN 7 Dauh Puri, SDN 2 Tonja, SMP Wisata Sanur, SMPN 7 Denpasar, dan SMK PGRI 2 Denpasar
Makanan dan minuman yang dibawa ke pameran adalah yang biasa dijual di kantin sekolah. Macam-macam jenisnya ada rujak, jaja bali, salad, pisang cokelat, puding kelor, dan lainnya. Peserta diberikan kupon oleh panitia untuk menukar ke stan dengan jenis makanan dan minuman yang disukai.
 
Melengkapi acara pameran terdapat juga berbagai lomba yaitu lomba bekal sehat untuk tingkat SD dan SMP yang diikuti 36 peserta, lomba kreasi jajanan berbahan pangan lokal untuk tingkat SMA/SMK diikuti 9 peserta. Juri yang diundang sebagai penilai sangat kompeten dibidangnya karena dari Rumah Sakit Wongaya, dan Politeknik Kesehatan Denpasar.

 

 

Pojok lain juga ada sekitar 30 peserta dari PKK Kota Denpasar dan guru-guru serta petugas kantin sekolah mengikuti pelatihan kewirausahaan olahan sayuran berbahan kelor, bayam brasil, wortel diolah menjadi mie, mochi dan dimsum. Selain itu ada pelatihan kewirausahaan budidaya jamur serta olahannya menjadi keripik. Pelatihan ini memantik guru. petugas kantin dan orang tua agar senantiasa memiliki inovasi mengolah sayuran menjadi makanan yang disukai anak-anak.
 
Tidak lengkap acara tanpa hiburan. Dua sekolah dampingan PPLH Bali berkesempatan menampilkan  seni drama berjudul “Duta Pangan Sehat” dari SDN 3 Peguyangan. Sedangkan pada acara penutupan dipersembahkan drama berjudul “Aku Sehat Karena Pangan Sehat” dari SDN 7 Dauh Puri. 
 
Kehadiran Wakil Walikota, Ibu Staff Ahli Bidang Pembangunan, dan Perekonomian Kota Denpasar dan Ibu Sekda Kota Denpasar pada saat penutupan sangat terkesan khusus bagi anak-anak dan guru. Ibu Wakil Walikota beserta rombongan mengunjungi stand-stand kantin dan pameran PPLH Bali. Beliau sangat apresiasi pada acara ini yang rutin setiap tahun diselenggarakan oleh PPLH Bali. Pesan beliau “Kegiatan ini harus diteruskan dan ditularkan ke sekolah-sekolah lain di Kota Denpasar. Jajanan di Kantin Sekolah hendaknya dikurangi yang goreng-gorengan dan minuman tinggi gula. Lebih diperbanyak makanan yang dikukus dan buah-buahan”.
 
Lalu, apa petikan pembelajaran dari acara ini yang berbeda dengan acara sejenis lainnya? 
 
PPLH Bali ingin memberi solusi menyoal pangan anak sehat bergizi. Maka dari itu, semua kegiatan mengisyaratkan untuk menyajikan makanan yang sesuai dengan konsep B2SA, higienis, berbasis lokal, tidak mengandung bahan pengawet, pewarna, pengenyal, penyedap, pemanis (5P), dan tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai (PSP). Selain itu, PPLH Bali mendorong adanya ketahanan pangan keluarga dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan untuk menanam sayuran yang mudah tumbuh dan budidaya jamur yang punya asam amino, lemak tak jenuh, vitamin, dan mineral dengan cara yang sederhana mudah, murah dan menyehatkan.

Subscribe email untuk mendapatkan informasi terbaru dari kami

 *